Selasa, 03 Februari 2015

Ensiklopedi Keluarga Sakinah: Menjadi Anak Permata Hati

TANGGUNG JAWAB ANAK TERHADAP ORANG TUA

1. Menghayati Tugas Orang Tua
Ibu kita telah mengandung kita selama 9 bulan, menyusui kita selama 2 tahun. selama masa menyusui yang cukup lama ini, seorang ibu sering merasa kurang tidur dan penuh dengan perasaan khawatir akan keselamatan yang bayinya yang rentan menghadapi gangguan penyakit. belum lagi yang memelihara, mendidik, mengasuh sampai dewasa. 


Jumat, 09 Januari 2015

Keluarga Sakinah: Hikmah dan Barakah Bersuami Shalih

1. MEMENUHI NAFKAH KELUARGA

Suami menyadari bahwa memberi nafkah merupakan bagian dari kewajibannya dan beribadah kepada Allah dan tidak akan memberatkan atau menyusahkan. Ia tidak pernah mengeluh dan kikir dalam membelanjai iistri.

"Seseorang telah cukup dikatakn berbuat dosa karena menelantarkan orang yang menjadi tanggungannya" (HR. Abu Dawud)

2. MENEMPUH JALAN TERHORMAT KETIKA MENCARI NAFKAH

"... Tiga orang yang mula-mula masuk syurga yaitu orang yang mati syahid, budak yang menjalankan ibadah kepada Tuhannya dengan baik dan jujur kepada tuannya, dan kepala keluarga yang menjaga kehormatannya dengan baik dalm menannggung beban keluarganya.." (HR. Ibnu Khudzaimah)

Ia senantiasa memenuhi kebutuhan konkret istri dan ank-anaknya dengan bekerja secara halal. Bila pendapatannya kurang ia tidak mau meminta bantuan kepada orang lain.

3.MEMIMPIN KE JALAN YANG LURUS
4 MEMBIMBING AGAMA ISTRI

"Ketahuilah, hendaklah kamu (para suami) menasehati para istri dengan baik karena mereka merupakan tawanan di sisi kamu. kamu tidak memiliki kekuasaan terhadap mereka sedikitpun selain dari itu, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji dengan jelas. jika mereka melakukan kekejian itu, kucilkanlah mereka di tempat tidur atau pukullah mereka dengan pukulan tidak keras. jika mereka sudah menaati kamu, janganlah kamu mencari-cari alasan ( untuk menyakitinya)" (HR. Tirmidzi)

Suami shaleh menyadari bahwa terciptanya kehidupan sakinah penuh berkah hanya dengan mengikuti tuntunan ALLAH.





5. MENJAGA JARAK DARI PERBUATAN DOSA

"Tiga golongan yang Allah haramkan masuk surga yaitu peminum minuman keras, anak yang durhaka (terhadap ibu bapaknya) dan dayyuts yaitu orang yang membiarkan perbuatan maksiat pada keluarganya" (HR. Ahmad)

Suami yang shaleh sangat berkepentingan mejadikan anak dan istrinya orang yang shaleh. ia menyadari bahwa keluarga yang shaleh akan terkumpul sampai ke akhirar. Suami yang shaleh memperingatkan istri dan keluarganya untuk membaca Al-Qur'an, melakukan shalat-shalat sunnah di rumah, banyak berdzikir dan beristighfar serta melakukan ibadah-ibadah lainnya agar rumahtangganya dijauhkan oleh Allah dari bisikan dan gangguan setan. 

6. MENJAGA KEHORMATAN DAN KESELAMATAN ISTRI

beliau bersabda" Ketahuilah hendaklah kalian memberi nasihat yang baik kepada istri, karena sesungguhnya mereka ini ibarat tawanan di sisimu sekalian. Kamu tiada memiliki kekuasaan sedikitpun lebih dari itu, kecuali bila mereka melakukan perbuatan keji dan terang-terangan. Jika kereka melakukan hal itu, hendaklah kamu kucilkan mereka di tempat tidur dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak menyakitkan. Akan tetapi jika mereka taat kepadamu sekalian, janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyakiti mereka." (HR. Ibnu Hibban dan Tirmidzi)

Suami yang shaleh ia tidak akan mau menceri takan aib istri kepada siapapun. Ia tidak mau menempatkan istri di lingkungan yang membahayakan kesehatan dan keselamatan jiwa, fisik dan kehormatan. Ia menyadari bahwa istri adalah orang yang dibutuhkannya dalam hidup. Dan ia telah merasakan kesatuan jiwa atara dirinya dan istrinya. Isrri merasa aman dan tenteram di samping suaminya yang shaleh. Bahkan ia tidak pernah ragu menyerahkan diri sepenuhnya kepada suami dalam urusan apapun karena rasa percayanya yang mendalam kepada suaminya. Sikapnya menciptakan suasana rumah tangga yang penuh dengan limpahan kebahagiaan, kemesraan, kecintaan dan kerukunan antara dirinya dan suaminya

7. MEMPRIORITASKAN KEPENTINGAN ISTRI 

Suami hendaklah mendahulukan kepentingan istrinya setelah kepentingannya sendiri terpenuhi. Ia merasa tidak tenteram apabila istrinya lepas dari sampingnya walaupun sejenak. Ia selalu menginginkan istrinya siap berada di sampingnya sehingga kapanpun suami memerlukan, istri senantiasa berada di sisinya.

Ia benar-benar takut kepada Allah kalau-kalau layanannya kepada istri ternyata tidak sesuai dengan ajaran Allah dan RasulNya. Seorang istri akan merasa bahwa hampir tidak pernah keinginannya diabaikan oleh suaminya dan merasa betapa damainya hidup bersama suaminya.