Sesungguhnya, menapaki jalan dakwah merupakan sebuah pilihan dari berbagai jalan yang terbentung dalam kehidupan kita. Komitmen yang dibangun sejak awal kerap berhadapan dengan realitas yang berlangsung di jalan yang sangat panjang ini. Realitas interaksi dengan sesama aktivis dakwah dan karakteristik jalan dakwah, serta interaksi dengan objek dan mush dakwah.
Tidak kita mungkiri bahwa interaksi-interaksi tersebut mengisap energi aktivis dakwah, bukan hanya energi fisik, melainkan juga energi ruhiyah. Jika hal ini tidak diantisipasi dengan kekuatan tarbiyah dzatiyah, maka aktivis dakwah dapat mengalami kejenuhan dan kehilangan makna dakwah dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Karena itu perlahan-lahan, komitmen yang diikrarkan mengalami degradasi lalu memudar. Penurunan ini tampak pada melemahnya komitmen menghadiri liqa pekanan, tidak lagi produktif dalam kegiatan dakwah, dan enggan menghadiri acara yang diadakan oleh jamaah. Ditengah-tengah kesibukan berdakwah dan menumpuknya pekerjaan, kadang-kadang para aktivis dakwah lupa akan hakikat komitmen mereka terhadap dakwah. Kelalaian ini bisa berbentuk seringnya meninggalkan kewajiban dakwah dan menzalimi diri dengan tidak menyucikannya, tidak mendidiknya, tidak memantaunya, serta tidak mengevaluasinya.
kita harus bertanya kepada diri kita “Bagaimana komitmen saya terhadap dakwah? Atau apakah cukup hanya dengan bergabung dalam sebuah jamaah? Atau, apakah cukup hanya dengan memberikan sebagian harga? Ataukah, kita harus ikut bergerak berputar bersama dakwah?”
Dan
masih banyak lagi pertanyaan yang harus dijawab oleh aktivis dakwah
agar ia benar-benar mengetahui hakikat komitmennya terhadap dakwah.
Bergabung dengan pergerakan dakwah menuntut pelakunya selalu meluruskan
dan memperbaiki komitmennya dari waktu ke waktu hingga ia tidak merasa
terbelenggu oleh hawa nafsunya dan agar selalu ingat bahwa ia terikat
erat dengan prinsip-prinsip dan anggaran rumah tangga dalam jamaah
dakwah. Terlebih dakwah yang kita yakini adalah dakwah islamiyah yang
bersumber dari Allah SWT dan memiliki aturan-aturan yang dibuat oleh
yang Maha Kuasa, karena itulah, dakwah merupakan amanah yang harus
ditunaikan dan ditepati.
Seandainya
ada komitmen yang benar terhadap dakwah niscaya hanya sedikit aktivis
dakwah yang berjatuhan ditengah jalan dan dakwah akan mampu berjalan
merealisasikan tujuan-tujuannya dengan langkah yang pasti. Seandainya
ada komitmen yang benar terhadap dakwah, niscaya hati akan menjadi
bersih, akan akan bersatu dan sedikit orang yang mengedepankan akal dan
memaksakan pendapatnya. Seandainya ada komitmen yang benar terhadap
dakwah, niscaya akan tersebar sikap toleransi, saling mencintai,saling
menguatkan dan barisan akan menjadi kuat ibarat bangunan yang kokoh,
sebagian menguatkan sebagian yang lain. Seandainya ada komitmen yang
benar terhadap dakwah, niscaya para aktivis dakwah akan memiliki sikap
yang sama dimanapun posisinya, baik di depan maupun di belakang, menjadi
pemimpin yang ditaati atau menjadi prajurit yang tersembunyi di
belakang.
Seandainya
ada komitmen yang benar terhadap dakwah niscaya aktivis akan berlapang
dada dalam menyikapi kekeliruan saudaranya, tidak ada dengki dan
permusuhan. Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah, niscaya
akan tersebut sikap saling memaafkan, tidak ada dengki dan dendam,
selalu terbuka dan berlapang dada. Seandainya ada komitmen yang benar
terhadap dakwah niscaya tidak ada kemalasan dalam menunaikan kewajiban
dakwah. Bahkan para aktivis akan selalu berlomba-lomba dalam melakukan
kebaikan dan menggapai derajat yang tinggi.
Seandainya
ada komitmen yang benar terhadap dakwah, niscaya akan ada perhatian
pada waktu. Tidak ada waktu yang terbuang sia-sia bagi aktivis dakwah,
karena ia selalu berada dalam keadaan bermunajat kepada Rabbnya atau
menyerukan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Atau ia sedang mendidik
anak dan istrinya di rumah, atau sedang mengisi pengajian dan memberi
peringatan kepada orang lain di masjid. Seandainya ada komitmen yang
benar terhadap dakwah niscaya akan ada perlombaan untuk menunaikan
kewajiban membayar infaq dakwah dan tidak akan ditemui keraguan untuk
itu. Semboyannya adalah “Apa yang ada ditangan kalian akan musnah, dan
apa yang ada disisi Allah SWT akan kekal”.
Seandainya
ada komitmen yang benar terhadap dakwah niscaya akan ada sikap selalu
mendengar dan taat. Tidak ada keraguan apalagi berbangga diri dan
memaksakan pendapat pribadi. Seandainya ada komitmen yang benar terhadap
dakwah niscaya akan ada pengorbanan yang besar untuk dakwah dan
mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukan pengorbanan untuk pribadi dan
hawa nafsu. Seandainya ada komitmen yang benar terhadap dakwah niscaya
akan ada kepercayaan dari prajurit terhadap pemimpinnya. Merekapun akan
siap melaksanakan instruksi-instruksi yang diberikan pemimpin mereka.
Seandainya
ada komitmen yang benar terhadap dakwah niscaya akan menangislah
orang-orang yang tidak bisa melakukan kewajiban secara optimal. Dan akan
bersemangatlah orang-orang yang telah bersungguh-sungguh untuk meraih
pahala yang lebih banyak lagi.
Bagaimana
kalau kita bertanya kepada diri kita “Bagaimana komitmen saya terhadap
dakwah?” Tentunya, jawaban yang muncul ada dua, pertama, sebagian telah
mengetahui hakikat komitmen mereka terhadap dakwah, telah berjalan di
atas jalan yang penuh dengan petunjuk dan cahaya dan telah memiliki
tujuan serta sasaran yang jelas hingga dapat berjalan dengan langkah
yang nyata. Kedua sebagian yang lain belum mengetahui hakikat komitmen
mereka terhadap dakwah. Mereka menyimpang dari jalan yang seharusnya
dilalui. Mereka berjalan santai dan menyerah kepada realitas kehidupan.
Mereka terpengaruh oleh orang sekitarnya dan tidak mampu
mempengaruhinya. Oleh karena itu, keberadaan mereka semakin jauh dari
realitas dakwah dan perilaku mereka semakin menyimpang dari arah
kebijakan dakwah. Artinya, mereka lupa akan komitmen mereka terhadap
dakwah. Atau dengan kata lain, mereka tidak menemukan jawaban-jawaban
dari pertanyaan berikut dalam diri mereka.
- Mengapa anda percaya kepada dakwah?
- Apa peran anda di dalamnya?
- Bagaimana komitmen anda terhadap dakwah?
Ketika
para aktivis dakwah melihat perjalanan semakin panjang, terkadang
semangat mereka melemah, kekuatan mereka menurun, dan cita-cita mereka
merendah lambat laun, kewajiban-kewajiban dakwah dilupakan sehingga
komitmennya terhadap dakwah semakin redup. Inilah yang menjadi harapan
musuh-musuh dakwah. Mereka selalu menanamkan sikap putus asa dalam
barisan para mujahidin dan membuat para aktivis seakan-akan memahat di
atas air, sehingga para aktivis berjatuhan satu per satu atau minimal
peran mereka semakin berkurang.
Ketika
kita kembali kepada Muassis (pendiri) dakwah ini kita akan mendapatkan
dalam kumpulan risalahnya (risalah pergerakan) sentuhan yang akan
membangkitkan semangat baru meninggikan cita-cita dan memperkuat tekad
serta memperbaruhi kembali komitmen kita terhadap dakwah.
Teringat kajian tadi pagi dengan tema "Urgensi Dakwah".
" Jangan terlalu sibuk mencari motivasi.. Langsung bergeraklah.. karena motivasi dan semangat akan datang seiring dengan gerak kita. Jangan takut.. Bumi ini milik Allah.. Allah akan menolong kita dan memudahkan urusan kita"
Semoga
Allah SWT mengaruniakan kebenaran kepada kita, membuat kita mencintai
keimanan dan menghiaskannya dalam hati kita. Juga membuat kita membenci
kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan serta menjadikan kita orang-orang
yang mengerti. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar